Senin, 13 Agustus 2012

Menguap vs Bersin




Rasul bersabda :"Jika salah seorang diantara kalian bersin, ucapkan 'alhamdulillah'(segala pujian bagi Allah). Dan hendaklah orang yang mendengarnya mendo'akan dengan ucapan 'yarhamukallah' (semoga Allah merahmatimu). Dan orang yang bersin tadi membaca do'a 'yahdikumullah wa yuslihu balakum' (semoga Allah memberikan hidayah dan memperbaiki keadaanmu)." HR. Bukhari

Bersin merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam tubuh. Ketika bersin, udara kotor keluar melalui hidung dan mulut berkecapatan sekitar 161 km/jam.

Dr Michael  Roizen, wellness officer Cleveland clinics menegaskan, bersin merupakan kegiatan yang positif karena berfungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut, tenggorokan). Dalam Syarah Riyadhus Shalihin, Syekh Utsamin mengutarakan, bersin dapat menggiatkan otak dan meringankan tubuh.

Ketika bersin, tubuh akan mengeluarkan 100.000 kuman atau bakteri ke udara. Menurut John Pan, MD, kepala Pusat Pengobatan integratif di George Washington University  Medical Center, bersin yang ditahan akan memaksa bekteri kembali masuk ke dalam rongga hidung dan kanal telinga, sehingga bisa menimbulkan infeksi bagi tubuh kita.

Lain bersin, lain pula menguap (tatsa'ub : berarti layu dan malas). Menguap terjadi karena kekurangan oksigen dalam tubuh. Biasanya, orang menguap dalam keadaan tubuh lelah, malas, bosan, atau mengantuk.

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda : "Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, jadi setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya, adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabila seseorang menguap dan terdengar bunyi "Aaaa", maka syaitan pun ketawa kepadanya." (Shahih Bukhari, 6223).

Menguap adalah menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, tetapi karena mulut bukanlah organ yang diciptakan untuk menyaring udara seperti hidung, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika mennguap, maka masuk juga berbagai jenis virus dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, Rasulullah memerintahkan kita untuk menahan sekuat tenaga ketika menguap atau paling tidak menutup mulutnya.

Kesimpulannya, bersin datangnya dari Allah karena terdapat manfaat yang besar bagi tubuh manusia. Dan menguap datanngnya dari syaitan sebab ia mendatangakan bahaya bagi tubuh manusia. Dan setiap orang hendaklah memuji AllahYang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin dan meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang mennguap. [dari berbagai sumber]

semoga bermanfaat.

Sejuta Alasan MENOLAK Pacaran

Dilema memang membahas masalah pacaran, ada yagg pro, ada juga yang kontra. sebagaimana kita tahu, pacaran sudah menjadi suatu yang lumrah bagi remaja muslim saat ini.Bukan saja sekedar karena nafsu tapi terkadang karena ingin menjaga eksistensi, biar di cap "laku", ganteng, cantik, dan sebagainya.

Lalu seperti apa islam memandang masalah pacaran ini?

Islam adalah agama yang syamil(lengkap), kalau untuk urusan belakang (mandi, buang air dll) saja islam punya tuntunan yang lengkap, tentu saja untuk urusan yang satu ini agama kita punya rambu-rambu yang harus ditaati.

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan zina jiwa berkeinginan dan berangan-angan." (HR. Bukhari & Muslim).

Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu yang berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang mempunyai semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk. Bukankah saat ini berpacaran ia tidak lepas dari zina mata dengan bebas memandang? Bukankan dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara dihadapan pacarnya? Bukankah orang yang berpacaran senantiasa memikirkan dan membayangkan keadaan pacarnya?

Nah lo, bagi kamu yang masih demen pacaran, sudahkah kamu merasa kalau kamu sudah melanggar larangan Allah? PadahalAllah melarang kita mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa' : 32)

Ada teman yang beralasan pacaran biar lebih semangat belajar, ada juga yang katanya pengen mepererat ukhuwah. Sekilas, alasan ini cukup masuk akal, tapi coba dipikir lagi, kalau kamu pacaran, waktu luang kamu banyak tersita untuk si dia. Yang seharusnya kamu belajar, malah sibuk smsan, yang harusnya ngerjain tugas malah ngelamunin si dia. Mempererat ukhuwah tidak harus dengan pacaran kan? Coba misalnya dengan kegiatan keagamaan disekolah atau kampus, itu lebih bermanfaat.

"Ikut pengajiannya kan bisa bareng sama pacar, biar lebih semangat" please deh, jangan dicampur adukkan yang haq dan yang batil, yang halal dan yang haram. Logikanya masa mau nyampur susu sama miras? Yang ada itu campur susu sama kopi, halal sama halal.

Alasan lain, pacaran adalah bentuk pengenalan kepribadian dua insan yang saling mencintai dengan dilandasi rasa saling percaya. Tapi coba dipikir lagi, bagi kamu para PACARANER, apakah kamu pernah jujur sejujur-jujurnya kepada pacar kamu, baik tentang kehidupan kamu yang sekarang atau tentang masa lalu dengan pacar-pacar kamu yang dulu. sudah pasti jawabannya banyak bohongnya.

Kalo harus milih pendamping hidup, antara yang demen pacaran dengan yang memegang teguh syari'at agama kira2 kamu pilih mana? Pasti kamu lebih memilih yang memegang teguh syari'at kan? Lalu kenapa kamu berpacaran tapi memilih calon pendamping yang bersih.

Sudahlah kawan, banyak alasan untuk memutuskan pacar kamu, tapi di antara berjuta alasan yang ada, takut dosa adalah alasan yang paling keren dan bertanggung jawab dibandingkan yang lain. Kamu jadi males pacaran karena sudah nyadar bahwa pacaran hanya sebuah upaya untuk dekat-ekat dengan zina, dan kamu juga telah tau bahwa zina adalah sebuah jalan yang buruk untuk ditempuh. Yakinlah pada saatnya nanti, Allah akan memberimu jodoh yang terbaik, tentu saja dengan jalan yang baik. Masa kamu rela dapat istri atau suami yang ternyata sudah punya 7 atau8 manatan pacar. Enggak banget kan? Allahu A'lam.

Semoga bermanfaat.

Jumat, 10 Agustus 2012

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ
"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)
Amal Khusus di Hari Jum'at
Pada dasarnya, tidak dibolehkan menghususkan ibadah tertentu pada malam Jum’at dan siang harinya, berupa shalat, tilawah, puasa dan amal lainnya yang tidak biasa dikerjakan pada hari-hari selainnya. Kecuali, ada dalil khusus yang memerintahkannya. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda;
لَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي ، وَلَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ ، إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ
Janganlah menghususkan malam Jum’at untuk mengerjakan shalat dari malam-malam lainnya, dan janganlah menghususkan siang hari Jum’at untuk mengerjakan puasa dari hari-hari lainnya, kecuali bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang kalian.” (HR. Muslim, al-Nasai, al-Baihaqi, dan Ahmad)
Membaca Surat Al-Kahfi
Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.
1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)
3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.
Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”
Kapan Membacanya?
Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).
Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).
DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at
Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)
Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:
إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)
Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal
Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.
Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.
Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ
Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)

Kamis, 09 Agustus 2012

4 PERKARA

Diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda kepada siti Aisyah : "Hai Aisyah, jangan engkau tidur sehingga lebih dahulu mengerjakan 4 perkara yaitu :
1) Mengkhatamkan Al-Qur'an
2) Menjadikan para Nabi sebagai penolongmu dihari kiamat
3) Engkau jadikan para umat Islam rela kepadamu dan
4) Mengerjakan ibadah Haji dan Umrah.
Kemudian beliau 'alaihish sholaatu wassallam mengerjakan sholat dan saya (Aisyah) tetap ditempat tidur saya sehingga beliau selesai mengerjakan sholat dan Aisyah berkata: "Aduhai Yaa RAsulullaahi, telah engkau perintah aku untuk mengerjakan 4 perkara yang aku tidak mampu mengerjakannya sekarang ini". Rasulullaah SAW tersenyum dan bersabda : "Apabila engkau membaca "Qul huwallaahu ahad" 3x seakan-akan engkau telah mengkhatamkan Al- Qur'an, apabila engkau membaca sholawat untuk saya dan untuk para Nabi sebelum saya, sungguh kami telah menjadi penolongmu dihari Qiyamat, apabila engkau mohon ampun untuk semua orang yang beriman, maka semua telah rela kepadamu dan apabila engkau membaca : "Subhanallaahi walhamdulillaahi wala ilaaha illallaahu wallaahu akbar", maka sungguh engkau telah menunaikan ibadah Haji dan Umrah"